TUGAS NOVELET
K E H I L A N G A N
Prolog
“Terima kasih ya? Sudah menemaniku
sampai saat ini,” ucap perempuan yang sedang berdiri menatap hamparan kebun
strawberry di kawasan Ciwedey kepada lelaki yang berdiri di sampingnya.
Lelaki itu hanya bisa tersenyum di
depan perempuan yang ada tepat di depannya ini adalah perempuan yang kuat.
Perempuan yang berani melawan keadaan. Perempuan yang sanggup menghadapi badai
dunianya.
“Kamu sudah melakukan yang terbaik,
Fara,” balas laki-laki itu.
Perempuan yang dipanggil Fara membalasnya
dengan senyum manis di wajahnya. Perempuan berkulit putih langsat itu berdiri
menatap hamparan luasnya pemandangan kawah putih seakan akan merekamnya. Dengan
baju kaos dan celana kain dan menguncir rambutnya rapi ia menginat lagi
kenangan masa lalu. Tentang cinta mengajrkannya mencintai alam seperti ia mencintai diri sendiri.
Mereka berlari berteduh karna
gerimis membasahi kepala di warung dan duduk dibangku.
“Gak terasa ya waktu berlalu begitu
cepat,” pelan nada Fara.
Perkataan itu sungguh membuat hati
laki-laki itu merasa semakin jatuh.
“Semoga kamu bisa melewati hari-hari
kedepan yang lebih baik, Fara”
Hidup selalu berganti, berganti
dengan yang baru bahkan berujung perpisahan. Kita hanya perlu menerimanya damai
dengan semesta. Fara bersyukur bisa mendapatka hal baik dari perjalanannya
bersama laki-laki itu.
Petir menyambar depan matanya.
Hujan deras membasahi tanah disertai gemuruh.
Duarrrrrrr…..
Bermulainya Kisah
Semua perlu dikejar.
Kamu harus bisa menggapainya.
Hari
kehari ia lakukan dengan kegiatan begitu sibuk perkuliahan ia harus menempuh
jarak 10km menggunakan angkot dari rumah hingga halaman depan kampus. Fara
Anjani namanya Tahun ini, tahun ke 3 semester 4 jurusan ilmu komunikasi di
kampusnya. Alasannya masuk komunikasi ya agar bisa berkomunikasi dengan baik,
karna masa lalu nya dia orang intrierd dan susah berkomunikasi dengan baik
maupun dengan orang baru. Sekarang ia jauh lebih baik bahkan dia berkegiatan
menyiarkan radio setiap malam.
Hari ini Fara berencana pergi ke
perpustakaan kampus, sesampainya disana Fara mencari tempat favoritnya belajar
tapi tempat itu sudah ditempati oleh salah satu laki-laki, laki-laki itu tiddak
belajar ataupun membaca buku ia mengenakan earphone di telinga kepalanya
menyender di meja, ya tentu saja dia tidur. Karna Fara tidak mau buat keributan
di perpus dia beralih mencari empat lain dengan bergumam “ihh kenapa dia duduk
disutu, tidur lagi ehm.”
“Bar, bangun lu ngapai tidur
disini?” ucap laki-laki datang menghampiri lelaki yag tidur itu.
Lelaki itu terbangun dengan setengah
sadar, mengucek matanya, melepas earphone, merapikan rambutnya meperlihatkan
jidat menawannya.
“Apaan sih lu ? gue gak tidur lagi
mikir buat skripsi nanti.” Balas Bara dengan nada malas.
“skripsi mah dikerjai bukan
dipikiri, hahaha.” Sahutnya
Fara yang sedari tadi mendengar
ocehan dua lelaki itu merasa terganggu dan memutuskan pergi. Sebelum pergi Fara
menegur mereka.
“Ini perpus, bukan tempat untuk
ngobrol, di lapangan sana ngobrol!” tegas Fara dengan nada marah dan kesal.
“Iye kak gak usah ngegas gitu dong.”
Jawab teman Bara
Laki-laki yang tertidur tadi bernama
Bara dia mahasiswa jurusan pertanian ini juga sudah tahun ketiga Bara kuliah,
tahun lali dia menjabat sebagai ketua organisasi mapala di kampus. Mahasiswa
peninta alam namanya, meski sudah turun jabatan dia masih ikut dalam kegiatan
apalagi akhir-akhir ini dia sibuk belajar mempersiapkan skripsi.
Fara berjalan menuju pintu keluar
perpus, ia bergegas akan pergi karna hari ini dia akan siaran radio kampus yang
akan dimulai malam ini.
Tak disadari Bara sedari tadi
memperhatikan Fara , Fara memang gadis sederhana senyum di bibirnya bisa membuat orang lain
ikut bahagia dan terseyum juga.
“ Ngapai lu bar lihati cewe itu?
Suka lu ya ?” Tanya Agung teman Bara tadi.
“Gak, gue penasaran aja
wkwk.” Jawab Bara sambil tertawa pelan
Tiba-tiba Bara lari keluar perpus
seperti terburu-buru mengejar sesuatu, ternyata dia mengikuti Fara perempuan
yang menegurnya tadi. Benar dia penasaran dengan Fara.
“woi Bar mau kemana lu?” teriak
Agung di depan pintu perpus dan menjadi perhatian banyak orang, dia tertunduk
malu.
Bara tidak menoleh bahkan menjawab
pertanyaan Agung dia terus melanjutkan langkahnya terus mengikuti Fara diam
diam. Ia terkejut ternyata Fara menuju studio rekaman siaran radio.
Disitu Fara menyapa danbersiap
latihan untuk membaca pertanyaan curhat dan request lagu dari para pemirsa yang
sudah mengirim melalui email,media social, dan sms.
Begitu melihat Fara di studio siaran
radio, Bara langsung bergegas pergi entah kemana mengeggas motornya.
~~~~
2
Terlintas di dalam Kepala
Suasana di ruangan itu begitu ramai
karena dosen pengajar hari ini untuk mata kuliah mtk belum datang yang katanya
kesiangan. Mereka berbagi cerita keseharian mereka adam juga yang belajar. Fara
masih heran dan kesal karna dua orang yang rebut kemaren bahkan Fara menyadari
kalau salah satu dari mereka mengikutinya, yakni Bara.
“kamu kenapa, Far?” Tanya Airin
sahabat Fara yang menyadari raut wajah sahabatnya beruba
“Aku gak habis pikir aja tadi masa
iya dia rebut di perpus mana duduk ditempatku, dan anehnya lagi salah satu dari
mereka itu ngikuti aku serem tau..” lepas Fara meluapkan kesalnya.
“Udahlah gak usah dipikir namanya
juga cowo, mungkin aja dia kepo sama kamu hehe.” Balas Airin dengan santai.
“ Kalau kamu jadi aku kamu marah
risih gitu juga gak ?” pasti kamu marah juga kan kesel gitu juga. Fara menatap
sahabatnya.
“Aku belajar daro keluargaku yang
laki-laki. Lelaki itu nggak bisa dimarahi, Far. Mereka pasti bodo amat dan
nggak hiraukan. Ngga mau kalah. Lebih
baik kita menghindarkan aja ngga usah di pedulikan.”
“T-tapi kan Rin seenggaknya kita…”
belum selesai Fara berbicara Airin langsung memotong.
“Udah deh gak usah dipikiri, dia
juga gak mikiri kamu juga.” Jelas Airin.
Airin hanya membalas dengan
senyuman, dia ngga mau perdebat lagi apalagi Fara sedang emosi. Pembicaran
mereka terhenti ruangan menjadi tenang. Seorang pria berusia 50 an memasuki
ruangan yakni dosenmereka yang akan memulai
pengajaran.
~~
Airin adalah sahabat Fara sejak
masih di sekolah menegah pertama sampai sekarang. Bahkan orang tua mereka
saling mengenal, rumah mereka juga berdekatan tentu saja sangat dekat.
3
Seseorang Misterius
“Rin, kita lewat sebelah sana saja.”
Ucap Fara kepada Airin mengajak nya pergi ke kantin untuk bertemu 2 sahabat
lainnya yang sudah menunggu disana. Melewati jalan pintas karna Fara ngga mau
berpaspasan dengan kumpulan organisasi mapala yang kebetulan berkumpul dan
tentunya ada cowo yang mengikutinya
kemaren yaitu Bara.
Dalam keadaan itu Airin ingin
bertanya. “kenapa kamu takut?” ucapnya. Melihat kumpulan mahasiswa dari
organisasi mapala berkumpul, dan pastinya ada saja yang suka menggoda jailli
perempuan.
“Udahlah lewat sini aja daripada
putar balik lagi, kenapa harus takut sih?”
“Kita lewat sebelah saja, bukannya
takut aku cuma males aja berurusan sama mereka. Apalgi sampai bertemu sama yang
mengikuti kemaren nanti dia ngikuti lagi.
Berita tentang Bara memang satu
kampus sudah tahu semua dia adalah mantan ketua mapala jadi pasti sangat
famous, terkenal, bahkan jadi idola para mahasiswa baru. Fara juga tahu Bara
Cuma dia ngga mau kenal dia karna ngga mau ikut dalam pergaulan yang aneh-aneh,
sebenarnya ngga begitu.
“Udahlah ayok.” Fara menarik paksa
tangan Airin. Terpaksa Airin mengikutinya dan berjalan menuju kantin
menemui Kinan dan Una.
Sebenarnya Bara dari awal memperhatikan
mereka tanpa disadari Fara, Bara tertawa pelan melihat redebatan mereka yang
ngga mau lewat depan organisasinya.
Tiba di kantin mereka langsung makan
siang bersama, mereka berbincang bincang tentng rencana mereka yang akan pergi
liburan kemping di kawasam puncak weekend ini. Tetapi Fara tidak bisa dikarenakan
dia sibuk siaran radio bahkan sekarang dia sudah diterima di stasiun radio
swasta jadi semakin sibuk. Rencana itu batal lagi. Dengan terburu buru
menggedong tas nya setellah menerima telepon Fara pamit duluan karena dipanggil
senior di kantor rekaman.
~~
Setelah solat isya, Fara diantarkan
kakaknya berangkat ke studio siaran rdio fm di kota jaraknya 30menit dari rumah.
Berkat jurusan komunikasi dia bisa mengikuti eskul radio bahkan sudah dipanggil
ke satsiun radio swasta di kota. Tiba di tempat ia berpamitan dengan kakaknya.
“entar jumputi A’, jangan lambat.”
Ucap Fara sambil merapikan rambut dan menaruh helm di spion motor. Dia
memanggil kakanya aa dalam bahasa sunda.
“IYA, bawel.” Jawab Farhan kakaknya.
Masuk keruangan studio disitu belum
ada siapapun, Fara disuruh membaca skrip untuk siaran dia juga mengecek sms,
media social, dan email yang masuk atas permintaan pendengar setia radio. Malam
ini adalah sesi request musik, sesi curhat, dan pesan gombal yang dimuai pukul
9 malam.
Tepat pukul 9 malam Fara bersiap memakai headset
dan member aba-aba mengangkat tangan pada produser bahwa dia sudah siap satu
persatu request lagu dibacakan memalui pesan sms.
“selamat malam pendengar setia
radio, semoga dengan kabar baik hari ini cuaca mendung gerimis palinng enak
minum kopi ditemani dengan suara Fara disini.” Sapa dengan semangat Fara kepada
pendengar setia radio.
“Malam yang tenang kak Fara akan
mulali membaca kan request lagu dari kalian, khusus request lagu kakak bacakan
dari sms.” Jelas Fara
“Pertama kita dapat pesangan dengan
Aulia dari Tasikmalaya katanya salam buat keluarga yang ada di Bandung semoga
sehat selalu, mau request lagunya Tulus-sepatu, oke kita jeda dulu dan kita
putar lagu dar Tulus- sepatu.” Baca Fara,
acara request lagu ini berlangsung sampai pukul 10 dengan begitu Fara terus
membacanya. Menjelang jam 10, dijeda iklan Fara mengecek email yang masuk untuk
dibacakan di sesi curhat pukul 10 hingga 11 malam. Sesi curhat dan solusi Fara
ditemani oleh partner nya yang memberikan solusi, karna Fara bukan pakarnya
apalagi masalah bucin Email,media social, no hp ini memakai atas nama radio jadi
bukan pribadi Fara.
“Ok malam yang sunyi ini kita kita
memasuki sesi ccurhat disini Fara ditemani oleh kak Nindi, tepuk tangan dong
buat kak Nindi, hahaha.” Ucap Fara tepuk tangan dengan semangat.
“malam semua ketemu lagi dengan
Nindi, langsung aja yuk kita baca curhatan mereka.”
Mereka mulai membacakan secara
bergantian dan terkadang menjadi lelucon, satu persatu dibacakan karna hari ini
ngga terlalu banyak yang mengirim curhatan email, jadi pukul 10.35 udah
selesai. Sebuah keajaiban mereka bisa pulang cepat dari biasanya karna mereka
sangat takut bermalam di studio apalagi di studio rekaman mereka saat ini.
“eh kak ini masih ada satu yang
terakhir baru ngirim, yuk kita coba baca untuk menutup sesi curhat malam mini,
Fara akan baca yang terakhir ini.
Di malam ini,
gue mau curhat jadi gue kan dikenal banyak orang di kampus ada satu perempuan
yang buat gue penasaran,dan gue memutuskan mencari tau tentang dia ternyata gue
sama dia berbeda. “waw seru ni sepertinya Far.’ Putus kak Nindi, Fara
menggangguk dan lanjut membaca.
Dia orang yang
suka berada di studio, sedangkan gue suka di alam bebas, sudah itu dulu kak
nanti lsnjut dilain waktu, salam buat kak Fara dan Nindi semangat hati hati di
jalan- bar.” Tutupnya
Jlebb seksetika Fara teringat Bara
karna namanya mirip dan dia menjelaskan yang seperti menujuk kepada dirinya.
Tetapi disitu Fara tetap berusaha fokus dan kembali siaran.
“Melow banget kak Bar ini, semangat
ya kak semoga bisa terus mengejarnya kita kasih saran semoga bisa dibawa ke
alam bebas sicewe nya hehe itu aja sarannya kak. Di share lagi ya kalo udah
jadian wkwk.” Jelas kak Nindi memberikan saran.
Disitu Fara
berusaha fokus karna dia takut sekali jika itu benar benar Bara dan dia juga
berusaha berfikir positif mungkin saja itu bukan dia karna nama seperti dia
bukan cuma satu di dunia ini. Ia pun melanjutkan meberi suara ke pendengar
setia yang akan menutup sesi curhat ini dan menutup acara malam mini.
“Ok gitu saran-saran dari kami
semoga bisa menjadi semangat kalian, udah di ujung waktu sampai bertemu minggu
depan untuk sesi curhat. Terima kasih kepada pendengar setia yang sudah
menemani kita hingga di penghujung acara. Untuk menutup acara kita putaran lagu
dari GDxTaeyang-goodboy terimkasih
wassalamualaikum warahmatuallahi wabarakatu daa.” Sapa Fara menutuup acara dan
melepas earphone di kepalanya.
Fara pun pulang dalam keadaan hujan
deras dijemput kakaknya menggunakan jas hujan sebenarnya dia masih kepikiran
curhat dari nama Bar tadi.
4
Pagi Hari di Kebun
Hari yang cerah matahari bersinar
dengan sedikit tertutup oleh awan, burung berkicau di pagi hari. Fara melakukan
aktivitas membantu orang tua nya memanen sawi dari kebun belakang rumahnya
sendiri, usaha ini sudah digeluti oleh keluarga Fara sejak ia masih di Sekolah
Dasar karna sebslumnya, abah Fara bekerja di kebun orang tetapi di fitnah telah
mengambil uang majikan nya jadi memutuskan untuk berhenti bekerja. Sekarang
mereka punya kebun sendiri di belakang rumah hasil dari kerja keras abah Fara
selama satu tahun menjadi kuli bangunan dan membuahkan hasil bisa membeli tanah
sendiri di dkat rumah.
Bahkan sawi-sawi keluarga Fara sudah
masuk hingga supermarket terdekat, permintaan pasar semakin tinggi meski
terkadang gagal panen karna musim pancaroba.
Fara istirahat seentar utnuk ke
dapur membuat minuman untuk abah dan ibunya, karena sudah belakang rumah Fara
penasaran seperti ada orang di depan rumah dengan berkendara menggunakan mobil ia
keluar membuka kan pintu.
“Maaf menungu lama tadi lagi ada di
kebun belakang, mau ada keperluan apa ya bu?” Tanya Fara dengan sopan.
“Wah Fara sekarang sudah, pasti lupa
ini sama Aba. Oh iya tante mau ketemu sama abah ibu kamu udah lama ngga ketemu,
apa ada dirumah?” Tanya tante ini yang Fara masih bingung atau lupa dengan dia.
“Abah sama ibu lagi di kebun
belakang, bentar tan saya panggilkan dulu.” Jawab Fara belum sempat melangkah,
langsung dipotong. “ngga usah Far, biar saya yang datangi ke kebun boleh?”
potong beliau
“Boleh tan, mari.” Jawab Fara sambil
mengantarkan menuju kebun belakang.
Disana abah
dan ibu sedang istirahat di bangku sambil membersihkan tangan dan kaki. Fara
berteriak “Abah ini ada yang cari.”
Setelah berbincang cukup lama, fara
dikejutkan oleh kenyataan ternyata….
5
Bercerita kembali
Hari ini Fara akan pergi ke kampus untuk mrngambil buku yang tertinggal
di perpus minggu lalu, pagi-pagi sekali dia datang belum ada mahasiswa yang dia
lihat datang. Karna dia kepagian dia menunggu di taman kampus hanya ada petugas
kebersihan yang menyapu daun kering berjatuhan di tanah. Alasan Fara datang
pagi karna dia tidak mau bertemu dengan seseorang. Bara namanya, kejadian
minggu lalu membuatnya terkejud bukan main.
Kedatangan tante Mira minggu lalu
berkunjung untuk menemui kami sekeluarga memang untuk berbincang seperti biasa,
tetapi Fara lupa kalo itu tetangga lamanya seblum mereka pindah karena
pekerjaan. Bertetangga mulai dari Fara TK hingga SMP membuat mereka saling
kenal dekat, sudah sepuluh tahun berpisah mereka berbeda jadi lupa.
Yang membuatnya terkejud adalah anak
dari tante Mira bersahabat dan sering bermain waktu kecil bersama teman lainnya
bahkan fotonya masih ada, anaknya bernama Bara Aditya. Tepatnya Bara orang yang
terkenal di kampusnya yang membuatnya kepikiran beberpa hari kebelakang, Fara
tidak ta kalau Bara sahabt kecilnya sebab dia dulu memanggilnya dengan nama
Adit bukan Bara. Dia tau karna kemaren tante Mira menunjukkan foto kecilnya dan
foto saat ini.
“Liat ini Fara dulu kamu gendut
banget lagi makan es krim sama adit, beda banget kalian sama sekarang mungkin
udah lupa. Ini foto Adit sekarang kalau ketemu bisa saling menyapa, kemaren
tante udah kasih liat foto kamu sekarang ke Adit, dia lagi cari kamu.” Jelas
tante Mira melihatkan foto yang dibawanya. Disitu aku kaget ternyata itu Bara
orang yang dulu bersama ku dan sahabatku lainnya sebelum berpisah.
Itu alasan Fara tidak mau bertemu
dengan Bara karena terlalu canggung pastinya dan malu.
6
Pesan
Persahabatan yang mereka bangun hampir
meredam
Hari demi hari berlalu, kini Fara
sudah membuka hati untuk kembali menerima sahabat kecilnya Bara. Sahabat kecilnya
ada dua lagi dan itu dekat dengan rumahnya, cuma Bara yang berpisah mulai SMP. Tapi akhir-akhir ini dia tidak melihat Bara,
di berpikir bahwa dia pergi kegiatan muncak bersama organisasi mapala. Ternyata,
waktu cepat berlalu tidak terasa dia sudah berbeda saat SMP pantas saja Fara lupa
wajahnya.
Pagi ini Fara ada kuliah pagi jadi
berangkat pukul 7 dijemput sahabat dari kecil yaitu Nana menggunakan mobil mereka
satu kampus tapi berbeda jurusan, “Far, kamu teh udah makan.” Tanya Nana sambil
fokus menyetir. “Belom mih aku sih berencana sarapan bubur di mang Jaka kamu
mau?” jelas Fara. Nana mengangguk menandakan dia setuju dan langsung putar kearah
warung itu.
Sudah sampai di kampus mereka psah
lain arah, Fara buru-buru ke kelas teatpi belum ada orang hanya sahabatnya
Airin yang sedang menonton drama korea.
“Ya ampun Rin masih pagi loh.” Ucap Fara
dengan tujuan menonton drama korea.
“Bosen aku sendirian disini, bentar
ya aku mau beli roti dulu di kantin.” Airin lansung berlari tanpa menunggu
balasan dari Fara.
Fara jadi
sendiri lagi di ruangan dia mengecek handphone nya apa ada pemberitahuan bahwa
dia hari ini siaran radio di kota. Tetapi dia terkejut ad beberapa pesan yang
masuk dari emailnya atas nama baraaditya@gmail.com.
Fara membukanya dan membaca,
“Selamat
pagi perempuan gendut yang suka permen coklat, oh iya pasti kamu sudah ngga
terkejut kalau aku sahabat kecilmu karna mamaku sudah memberitahu kamu kan,
maaf aku baru menemui kamu saat ini L. Entar kita ketemuan ya didekat café siaran
radio kamu, aku sekarang aku lagi muncak. Semoga nanti ngga canggung ya kalau
bertemu J -adit.”
Isi pesan email dari Bara.
Fara emang
sudah tidak terkejut lagi kalau Bara adalah sahabatnya dulu, yang membuatnya
terkejud itu dia dapat emailnya dari siapa dan dia juga tahu kalau Fara bekerja
di siaran rasio swasta di kota pasti dia mengikutinya kemaren dan juga pasti
dia yang mengirim curhatan itu.
7
Pandangan Setelah Sepuluh Tahun
Minggu ini semua mahasiswa angkatan
Fara disibukkan dengan memulai menyusun dan merancang skripsi. Begitu juga
Fara, Airin, sahabat lainnya dan juga Bara. Malam ini Fara ada janji belajar
bareng teman di sebuah café dekat kampus.
Fara sampai duluan disana karna dia
harus ke stasiun radio pukul 8 malam, satu persatu berdatangan mulai dari
Airin, Kinan, Una dan Nina. Mereka belajar bersama dan memesan makanan sampai
tiba pukul delapan Fara pamit duluan pergi ke stasiun radio diantarkan oeh
Nina.
“selamat malam semua jumpa lagi
dengan Fara disini terima kasih tetap stay saat ini kita akan membacakan
request lagu dari kalian.” Sapa Fara memulai rekaman nya dan disebutkan
satu-satu request lagu.
Kali ini Fara
meminta lebih cepat selesai jadi dia tidak ikut di sesi curhat karna Fara harus
cepat pulang belajar buat skripsi yang akan lulus tahun ini. Turun dari gedung
radio dia lupa kalau minta dijemput kakaknya bahkan sekarang hujan. Dia dikejutkan
lagi ada yang memberikannya payung, ternyata dia Bara dia lama menunggunya.
“Yok kita kesitu.” Suruh Bara
menujuk kafe dekat situ. Fara hanya mengikutinya dia masih malu.
Mereka mulai
berbincang muali dari flashback masa kecil hingga ketakutan Fara diikuti Bara,
Bara menjelaskan sebenarnya dia mengikui Fara bukan dengan tujuan yang jelek
melainkan karna dia sudah tau bahwa itu sahabat kecilya yang dia cari selama
ini. Alasan dia mengikutinya karna ingin mencari tau apa kegiatanny sampai dia
tau kalau dia menjadi penyiar radio hingga mengirim curhatan dan request lagu
disitu mereka bercanda dan menjadi lebih dekat.
“Setelah mengerjakan skripsi dan sidang
gimana kalau kamu ikut aku ke gunung supaya menghilangkan stress, aku udah selesai
mengerjakan skripsi tinggal sidang saja jadi aku bakal tunggu kamu.” Ajak Bara
dengan lembut dia berbeda dengan dulu jauh lebih sopan.
“Boleh aja
tapi aku gak tau apa-apa tentang gunung, entar kasih tau ya.” Jawab Fara.
Bara mengangguk
mengiyakan.
8
Wisuda & Muncak
Hari yang ditunggu semua mahasiwa
adalah pengumaman siding dan hari ini wisuda mereka semua lulus dengan nilai
hasil kerja keras mereka begitu juga Fara lulus dengan nilai terbaik dan dia
mendapatkan beasiswa s2 di Jogja dan dia mash memikirkan itu.
“Far ayo foto bareng.” Ajak Airin
menuju tempat foto dengan sahabat dua lainnya, Fara mendatanginya.
Sahabat Fara
memustuskan setelah kuliah akan bekerja dan Una akan menikah karna sebelum siding
skripsi dia sudah dilamar oleh pilihannya.
“Dek sini foto dulu bareng Bara.” Suruh
ibunya Fara. Mereka sudah tidak malu lagi bahkan setiap kali menatap muka satu
sama lain mereka malah tertawa. Setelah berfoto Bara mengajaknya pergi ke taman
kampus untuk mengobrol
“Kamu setelah ini mau kerja apa
gimana Bar?” Tanya Fara sambil minum air ditangannya.
“Iya aku akan mengembangkan
pertanianku sambil belajar juga dari senior, kamu bakalan nerima beasiswa nya
kan jadi kita pisah lagi nih?” balas Bara.
“Iya ibu menyuruh aku kesana aja
karena disana ada paman yang bisa bantu-bantu, tapi aku masih mau kerja disini
jadi penyiar radio.” Jawab Fara dengan melas.
“Far,
aku mau ngomong jujur sebenarnya aku itu udah punya perasaan sama kamu dari SMP
sebagai perempuan bukan sahabat, tetapi aku ngga mau merusak persahabatan kita.”
Bara mengutarakan perasaannya.
Sebenarnya Fara bingung mau jawab
gimana, di satu sisi dia tida neak sama Bara di sisi lain Fara diam-diam sudah memiliki teman lelaki yang
sudah berkomitmen sama dia yang sudah menemaninya selama kuliah dia bernama
Purnama satu jurusan dengannya bahkan Purnama berjanji padanya kalau dia akan
menikahinya setela pulang dari Jogja berat rasanya harus LDRmau tidak mau.
“Sudah Far gak usah dipikiri eh kamu
malah bengong.” Sahut Bara menepuk punggung Fara. “Gimana kita jadikan minggu
ini muncak ke gunung.” Ajak Bara
“hmm gimana ya boleh tapi aku
mengajak teman dan sahabatku ya.” Balas Fara
~~
Bara
sudah tahu kalau Fara memiliki seseorang yang iya cintai, sakit rasanya hati
Bara.
9
Pergi Merantau
Berpisah menjadi jadi
jalan terbaik
Sudah setahun Fara berpisah dengan
sahabat orang yang dia cintai demi menggapai cita di kota sebrang. Awalnya Fara
tidak mau ke Jogja karena ada orang yang dia cintai Purnama disana tapi ibunya
memaksa pergi lagipula ibunya juga tidak setuju dari awal dia dengan Purnama.
Seminggu sebelum dia pulang kampong ke
Bandung dia dapat kiriman surat Undangan Pernikahan disitu tertulis nama P dan
S. Benar saja itu Purnama orang yang dia percayai selama ini dia ingkar dan
mengkhianatinya, sesak hatinya mengingat kenangan bersamanya lemas badannya,
tujuan ia pulang Fara ingin berpamtan mengikhlaskan Purnama dengan pilihannya. Benar
kata ibu dia memang tidak cocok dengan ku, kata FARA.
Lelaki
itu berkhianat..
Sudah di bandung di menerima semua
keadaannya bahkan sudah berpamitan, ternyata dia juga ditinggal pergi selamanya
oleh sahabat kecilnya Bara iya dia meninggal dunia sebulan sebelum Fara pulang kampong,
dia tidak tahu karna mereka lost kontak. Dia diceritakan oleh tante mira kalau
Bara sempat mengirim email tapi tidak dibacanya karna dia fokus ke email siaran
radio disana.
“Fara, maaf aku bukan bermaksud
merusak hubungan kamu denga cowo yang kamu cintai, tetapi kemaren aku melihat
dia denganperempuan lain setelah beberapa minggu kamu pergi itu saja aku tidak
punya maksud gimana pun. Maaf Fara jika aku punya salah sama kamu aku
sebenarnya sudah lama sakit jantung karena aku sayang sama kamu aku gak mau
membuat kamu menangis aku berharap kamu bahagia, mungkin ini saja pesan ku
terakhir berharap kamu baca dan bisa menemuiku lagi dalam waktu dekat pulang Fara aku adalah rumahmu dulu hingga
nanti. – Bara sahabat sejatimu.” Isi pesan email Bara yang terkirim di
handphone Fara.
Fara
tersedu-sedu membaca email yang masuk di handphonenya. Dia juga menangis diatas
batu nisan bertuliskan Bara Aditya bin M.Wawan.
Ia
menyesal baru membacanya sekarang, ternyata dia orang yang benar selalu ada
diam-diam dibelangkannya.
Epilog
Perempuan
itu hanya termenung menatap luasnya kebun belakang rumah dengan kejadiannya
beberapa hari lalu di mengikhlaskan dan berdamai akan kenyataan yang ada. “ngga
terasa ya waktu berlalu begitu saja.” Bisik Fara perempuan itu.
“semoga
kamu bisa melewati dengan baik.” Sahut pria disebelahnya.
“Terima
kasih ya.”
“Untuk?”
“Untuk
semangat yang bang yusril berikan. Aku berharap selalu ada terus”
“Boleh,
karena aku bisa kamu jadikan rumahmu juga selain Bara.”
Bang
Yusril selama ini yang menemaninya saat terpuruk ditinggal kedua orang yang
pernah ada dihidupnya. Dia adalah abang dari Bara sahabat nya juga. Airin, Una, Kinan, Nina juga ada mnghiburnya saat terputuk sebagai sahabat.
Hujan
mulai turun, mendung menutup cahaya matahari.
~End~
Terima Kasih.
Ditunggu karya selanjutnya~~~
BalasHapusAaa sedih Bara meninggal.. 😢kirain ending nya bara pacaran sama fara. Untung ada bang yusril & para sahabat yang setia menemani fara disaat terpuruk.
BalasHapusYang patah tumbuh, yang hilang berganti.
BalasHapus